Membuat Blog dengan R Studio dan Github Pages
Bulan Agustus ini menandai 3 tahun saya menggunakan alamat
ikanx101.com
sebagai alamat web blog saya.
Dulu saya menggunakan platform Wordpress sebagai tempat saya
menulis blog yang lama.
Menulis blog pada saat itu cukup rumit karena saya harus meng-export
beberapa visualisasi data menjadi format .png
atau .jpg
lalu
meng-upload-nya ke Wordpress. Selain itu cara saya membagi skrip
juga kurang memuaskan.
Setelah saya mengetahui bahwa Github memiliki satu fitur bernama Github Pages yang memungkinkan setiap user membuat webpage sendiri secara gratis, saya akhirnya mencoba untuk memakainya.
Ternyata ada banyak keunggulan (dan tentunya kelemahan) dari Github Pages ini. Salah satunya adalah saya harus belajar tentang Github Markdown dan bagaimana proses backbone dalam hosting dan mengubah markdown menjadi website.
Pelajaran Pertama: Github Pages
Untuk membuat Github Pages sangatlah mudah. Kita cukup membuat akun
Github lalu membuat repository bernama username.github.io
. Pada
repository tersebut, kita cukup membuat index.html
layaknya kita
memiliki server Apache
sendiri.
Nah, saya tidak memulainya dari blank sama sekali. Saya cukup
mencari berbagai Github Repositories lain yang memiliki template
blog terbaik. Biasanya basisnya adalah Jekyll
. Kita tinggal
meng-clone repository tersebut dan mengubahnya sesuai dengan
keinginan kita saja.
Pelajaran Kedua: Github Markdown
Salah satu repository yang saya pilih sebagai template blog saya mengharuskan penulisan dilakukan dalam format Github Markdown.
Untuk itu, saya menulis blog menggunakan R Studio, yakni dengan memanfaatkan R Markdown yang kemudian di-render menjadi Github Markdown.
Tulis, lalu knit (alias render), commit, dan push maka tulisan saya sudah live. Sesimpel itu.
Pelajaran Ketiga: Menggunakan Alamat Custom Domain
Secara default, alamat Github Pages kita adalah
username.github.io
. Namun kita bisa mengubahnya dengan cara membeli
alamat / domain. Saya sendiri membelinya dengan cukup murah dari salah
satu provider lokal. Hanya sekitar Rp150 ribu per tahun.
Setelah itu, saya cukup mem-forward alamat default Github Pages saya ke alamat domain yang telah saya beli tersebut.
Untuk melakukan ini tidak rumit. Cukup copy paste beberapa baris kode dari provider ke Github saja. Namun pastikan terlebih dahulu bahwa provider yang kita tuju support untuk forwarding github pages.
Pelajaran Keempat: Google Analytics
Salah satu kelebihan yang saya tidak temukan di Wordpress adalah integrasi Github Pages ke dalam Google Analytics.
Template Jekyll
yang saya pilih support Google Analytics. Saya
cukup meng-copy-paste ID Google Analytics ke dalam repository
saja.
Pelajaran Kelima: Google Adsense
Dalam 2-3 bulan pertama saya menggunakan Github Pages, ternyata jumlah viewers-nya sudah cukup lumayan. Iseng saya coba daftarkan blog saya ini ke Google Adsense. Alhamdulillah, dalam hitungan jam permohonan blog saya diterima.
Untuk memasukkan kode Adsense ke dalam Github Pages juga tidak rumit. Kita perlu menambahkan beberapa skrip ke dalam repository kita tersebut.
Catatan: Tulisan ini dibuat menggunakan R Studio Server yang saya install di Google Cloud Virtual Machine.