5 minute read

Banyak orang berkata-kata tentang consumer insight, tapi sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan consumer insight itu?

Menurut Laughlin (2015), consumer insight adalah:

A non-obvious understanding about your consumers, which if acted upon, has the potential to change their behavior for mutual benefit.

Sebagai individu, kita juga tak bisa melepaskan peran kita sendiri sebagai seorang konsumen. Disadari atau tidak, banyak hal yang mempengaruhi behavior dan attitude kita terhadap suatu produk (atau brand). Akibatnya, timbul marketing challenges sebagai berikut:

  1. Competition to get consumer’s attention.
  2. More channels to reach consumers.
  3. How uncover trends, get deeper information, and extracting the insights in such a messy hectic circumstances.

Oleh karena itu, untuk menghadapi challenges tersebut kita memerlukan consumer insight. Isinya bisa berupa:

  1. Uncover the trends that is going on in the consumer’s lives that affetcs their purchase intention & considerations.
  2. Explore category opportunity.
  3. Competitive Context.
  4. Helps to understand the culture around specific topic.
  5. Helps companies to map out touch points.

Laughlin dalam artikelnya pada Journal of Direct, Data & Digital Marketing menyatakan ada empat dimensi dari consumer insight, yakni:

  • Such insight is “non-obvious”, so it does not normally come from just one source of information.
    • Menurut saya, ini adalah hal yang menarik. Suatu insight harus memiliki wow-momen, suatu temuan yang tidak biasa atau tidak terbaca sama sekali pada saat perumusan masalah riset. Di zaman sekarang ini, di mana data dapat diambil dari berbagai macam sumber dapat memperkaya point of view untuk mengekstraksi consumer insight.
  • True insights need to be “action-able”.
    • Insight yang baik haruslah “membumi”, dalam artian harus dapat dibuat action plan.
  • Consumer insights should be powerful enough that when they are acted upon customers can be persuaded to “change their behavior”.
  • To be sustainable, the goal of such customer change must be for “mutual benefit”.
    • Mutual benefit dalam artian memiliki nilai tambah dan keuntungan bagi konsumen dan brand.

Lalu apa sih kegunaan nyata dari consumer insight?

Consumer insight digunakan untuk membuat perubahan.

Setidaknya ada tiga aplikasi dari consumer insight:

  • Communicate differently.
    • Consumer insight dapat digunakan untuk mengubah cara brand berkomunikasi kepada target konsumennya. Contoh konkretnya, suatu brand susu kalsium yang identik dengan usia tua mengubah cara berkomunikasinya agar dapat diterima oleh usia muda setelah mendapatkan insight bahwa usia muda juga memerlukan kalsium yang sama.
  • New product invention.
    • Tak dapat dipungkiri, di pasar sekarang ini (jika kita perhatikan dan pikirkan dengan seksama) beberapa produk baru lahir akibat dari consumer insight.
  • New target market.
    • Ini salah satu kegunaan consumer insight yang cukup powerful jika insight yang diambil dengan sangat baik sekali. Expanding target market atau bahkan menangkap target market yang sebelumnya tak pernah ada dan potensial akan sangat menguntungkan.

Notes: Tulisan ini saya salin dan tambahkan kembali dari blog lama saya.


Dukung selalu blog ini agar bisa terus bertumbuh dengan cara klik iklan selepas Kamu membaca setiap tulisan yang ada yah.