4 minute read

Iya, saya kena cacar air…

Cerita bermula saat saya sedang pulang dari Bandung pasca kuliah umum di Telkom University lalu. Nyonya menelepon dari rumah, mengabarkan bahwa si sulung diduga terkena cacar air karena ciri fisiknya terlihat dengan jelas. Selain itu, memang ada kabar bahwa di sekolahnya sedang mewabah virus cacar air.

Mendapatkan kabar tersebut, saya hanya berharap agar penyakitnya tidak memburuk dan menular ke si kecil.

Esoknya kami periksakan si sulung ke dokter anak dan ternyata memang ia terkena cacar air. Alhamdulillah, anaknya mah gak ada demam sama sekali dan tetap ceria.

Dalam masa pengobatan dan pemulihan, ia tetap mengikuti ujian akhir semester walau dipisahkan waktu dan ruang ujiannya.

Singkat cerita, si sulung sudah sembuh dan kami akan mengambil rapot di semester satu ini. Sepulangnya dari sana, si kecil berkata kepada saya:

Papa, ini tangannya ada apa?

Saya lihat ada satu blister yang besar di lengan kiri saya.


Oh iya, ambil rapot itu hari Sabtu, pas sehari pasca saya mengisi event FINDX di kantor. Sebelumnya, pada hari Rabu saya sudah mulai merasakan sesuatu yang tidak enak di badan. Ketika itu saya berpikir “Ah, ini hanya masuk angin saja…”.

Namun pusing-pusing itu tetap berlangsung hingga Sabtu pagi.


Saya perlihatkan blister itu ke nyonya.

Pa, kamu cacar air nih. Ketularan si Ahnaf!

Begitu kata nyonya.

Setelah mendapatkan resep dokter, kami segera membeli obatnya.

Sabtu siang saya mulai demam dan makin puyeng. Ini terus berlangsung hingga Senin pagi.

Skin rash dan blisters yang saya alami juga jauh lebih banyak dibandingkan si sulung.

Jika saya melihat siklus dari chickenpox dari situs CDC. Sepertinya penyakit yang saya alami ini lebih buruk dibandingkan si Sulung.

Dugaan saya:

  1. Saya tidak divaksin atau jarak waktu antara vaksin dengan inkubasi sudah terlalu lama sehingga imunitasnya berkurang.
  2. Saya telat mengetahui masa inkubasi sehingga telat mengobati penyakitnya. Virus sudah kadung bereplikasi dan menyebar dalam tubuh.

Update:

Hari ini, 23 Desember 2019, saya sudah merasa lebih baik. Blister dan rash sudah mulai mengering dan tampaknya sudah tidak ada blister baru. Namun untuk menjaga agar virus ini tidak akan menyebar jauh lagi, saya baru akan masuk ke kantor pada 26 Desember 2019 nanti.

alt text