5 minute read

Dulu saat memulai petualangan di dunia data sains, saya gak peduli dengan aspek hardware sama sekali. Kenapa? Karena tim IT kantor saya tentunya akan memberikan saya komputer dengan spek sesuai kebutuhan.

Nah, sepanjang perjalanan, akhirnya saya mulai rewel dengan aspek hardware. Apalagi saat Windows udh mulai tidak friendly dengan kebutuhan kerja saya.

Lho kok hardware tp yg disalahin Windows?

Ibarat kata, bekerja di data sains dengan Windows seperti bekerja dengan satu tangan terikat (ini berdasarkan pglaman saya ya).

Jadi ini adalah contoh bahwa hardware itu trnyata bukan root-cause nya, tapi justru OS adalah root-cause nya.

Maka dari itu, sejak pandemi saya hijrah pakai linux-based laptop, yakni Ubuntu atau ChromeOS. Seketika performanya meningkat. Core CPU nya “bisa naik dobel” dan kemampuan untuk parallel processing bisa digunakan (ini setau saya baik Py atau R memang hanya bisa di Linux ya). Catatan: parallel selain butuh OS yang support juga butuh paradigma ngoding yang berbeda dg kebiasaan selama ini.

Lalu timbul tantangan baru di akhir tahun lalu. Saya punya mega-project untuk melakukan webscraping terhadap banyak data publik. Untuk menyelesaikannya tepat waktu, saya tidak mungkin hanya mengandalkan satu laptop saja. Menurut perhitungan, dibutuhkan minimal 5 laptop/PC yang jalan bareng selama 24 jam.

Setelah dapat PC pinjaman, muncul masalah baru. Apa itu? Saya harus ketemu dg Windows lagi. Masalahnya adalah beberapa PC tiba-tiba dengan anehnya tidak “support” ini itu. Makin puyeng karena masalah ini tidak ditemukan di mayoritas PC lainnya.

Lantas saya berpikir: > “Bagaimana caranya agar R Studio yg ada di laptop Ubuntu saya bisa di-copy-paste di PC2 Windows ini?”

Karena saya menganggap R Studio setting-an saya adalah yg “terbaik”.

Lalu berkenalanlah saya dengan suatu software bernama DOCKER.

Cara kerjanya sederhana, yakni dengan meng-contain R Studio di Ubuntu saya sehingga bisa di-docking di PC lain (apapun OSnya). Alhamdulillah, masalah saya bisa selesai dg baik. Buat yg mw tau proses meng-contain-nya, bisa cek di tulisan saya ini.

Lantas apa lagi kelebihan Docker ini?

Jadi, saat laptop saya sedang dipakai webscraping, tentu saya tidak mau mengganggu proses pada laptop tersebut. Jadi saya coba eksperimen untuk kerja pakai Tablet (android atau iPad).

Nah, tablet berjalan di struktur ARM sehingga tidak mungkin juga saya meng-install R di sana. Jadi kita bisa gunakan cloud computing. Bisa pakai Google Cloud atau Digital Ocean.

Berikut ini saya coba buat video, bagaimana dalam waktu 2 menit saja saya “hosting” R Studio docker saya di layanan Google Cloud Run. Tidak perlu memikirkan spek servernya, karena Google sendiri yang akan menentukan yang terbaik sesuai dengan kebutuhan.

Cukup 2 menit dan R Studio settingan Ubuntu saya sudah bisa dijalankan secara cloud.

Sekarang saya bisa gunakan R Studio di mana aja, pakai gadget apa aja (asal ada browser dan koneksi internet). Berbekal cloud computing, bisa jadi ke depannya tidak perlu komputer spek dewa untuk melakukan komputasi yang berat yah. Cukup sewa dan pakai saja.