5 minute read

Kondisi work from home yang saat ini sedang saya jalani sejak bulan Maret 2020 bukanlah suatu hal yang selalu menyenangkan. Dalam beberapa kesempatan, work hours saya menjadi kacau balau.

Saking kacaunya, saya bisa berkoordinasi (balas-balas email) pada dini hari.

Selain itu, walau cuma di rumah saja, mobilitas saya tergolong tinggi. Mulai dari workspace yang saya set di lantai 2, kamar tidur utama, ruang tamu, garasi, hingga dapur. hehe.

Gak mungkin saya bawa-bawa laptop kantor ke mana-mana.

Karena bobotnya yang berat dan ternyata sekarang bermasalah di hardware wifi-nya sehingga koneksi internet membutuhkan fixed USB tethering. Bukan berarti saya tidak puas dengan performa Ubuntu yah. Justru sangat puas sekali tapi aspek lainnya membuat mobilitas saya kurang fleksibel.

Bagaimana dengan laptop mini yang saya install Chromium OS?

Laptop tersebut malah sudah saya jadikan daily driver selama 2 minggu ke belakang. Lumayan powerful untuk harga segitu. Ukurannya yang kecil dan ringan membuat mobilitasnya cukup oke.

TAPI

Beberapa hari ini, saya ternyata membutuhkan gadget yang lebih mobile lagi tapi harus tetap reliable. Pilihan saya kembalikan ke Tablet Samsung Galaxy Tab A 10 inch yang sempat saya bebas tugaskan.

Sayang nih nganggur. Harus kembali dioptimalkan.

Bermodalkan Github dan koneksi internet, sebenarnya saya bisa (dan sudah biasa) menggunakan R Studio Cloud untuk tetap bekerja.

Meng-install R di android sepertinya bukan pilihan bijak bagi saya saat ini mengingat ketiadaan memory card.

Jadi dengan menggunakan R Studio Cloud, pekerjaan saya sekarang bisa diakses dimana saja dan kapan saja.

Semua berjalan mulus sampai saya menyadari satu hal.

R Studio Cloud is no longer free!

Akun free kini hanya dibatasi menjadi 15 projects dan 15 project hours.

Jangan pernah berpikir untuk melakukan cheat atau hacks terkait ini yah. Saya sudah mencoba berbagai cara agar project hours bisa turun tapi tidak berhasil guys.

Berapa sih harga akun berbayarnya?

Ternyata lumayan juga sih kalau merogoh kantong sendiri. Jadi harus ada cara lain nih yang harus saya gunakan saat project hours saya sudah habis.

Kalau kalian melihat, baru tanggal 4 November tapi project hours saya sudah habis sekitar 20%.


Solusinya bernama Google Colab

Google Colab adalah salah satu layanan di Google yang memungkinkan penggunanya untuk membuat coding menggunakan Jupyter Notebook dalam bahasa Python. Saya sudah pernah mencobanya sejak tahun lalu. Namun beberapa hari yang lalu saya baru mengetahui bahwa kini Google sudah memberikan dukungan untuk bahasa R bisa digunakan di Google Colab dengan tampilan ala Jupyter Notebook.

Kita bisa menambahkan libraries dan meng-upload dataset kita ke sana dengan mudah layaknya bekerja di R menggunakan command line interface.

Saya kemudian jadi berpikir:

Jika saya selamat hanya dengan mengandalkan laptop 2 juta bernafaskan Chromium OS, barangkali saya bisa selamat juga dengan bermodalkan tablet android ini!

Oh iya, untuk mencobanya silakan menuju colab.to/r