7 minute read

Tulisan ini masih tentang COVID 19 dan ada dua hal yang ingin saya lakukan:

  1. Bagaimana perbandingan terbaru angka cumulative cases Indonesia vs Italy?
  2. Berapa hari sih orang bisa sembuh dari COVID 19 di Indonesia?

Cumulative Cases Indonesia vs Italy

Melanjuti tulisan saya sebelumnya, kali ini kita lihat posisi terkini dari balapan cumulative cases antara Italy dan Indonesia.

Dengan penambahan kasus baru di angka 4 ribuan per hari, sepertinya dalam beberapa hari ini Indonesia bisa menyalip Italy. Apalagi demo yang dilakukan kemarin bisa jadi potensi cluster penyebaran terbaru.

Once again, it is not a race everyone should be proud of… and it is not just a number! A real life is at stake…


Berapa Hari Pasien COVID 19 Bisa Sembuh?

Sebagaimana yang kita ketahui bersama, COVID 19 sejatinya adalah self limiting desease (bisa sembuh dengan sendirinya) bagi sebagian orang. Sebagian orang lainnya memerlukan perawatan medis secara intensif. Dari beberapa kasus yang saya temui, durasi lamanya seorang pasien bisa sembuh cukup beragam.

Ada yang membutuhkan waktu hingga 2 minggu. Ada yang singkat tak lebih dari seminggu.

Sayang sekali saya tidak memiliki data yang lengkap untuk bisa menghitung waktu rata-rata yang dibutuhkan pasien agar bisa sembuh.

Satu-satunya data yang saya miliki adalah sebagai berikut:

Berbekal data tersebut, bisakah kita menghitung durasi hari kesembuhan?

Salah satu pendekatan yang bisa saya lakukan adalah dengan menggunakan analisa korelasi!

Bagaimana maksudnya?

Secara logika, penambahan orang sembuh berasal dari pasien yang sakit. Oleh karena itu kedua variabel tersebut pasti berkorelasi dan seharusnya memiliki hubungan kausal (sebab akibat). Semakin banyak orang yang sakit akan mengakibatkan semakin banyak pula orang yang sembuh (bisa juga terjadi kebalikannya walaupun tentu kita tidak menginginkannya sama sekali).

Penambahan orang yang sakit di tanggal tertentu tidak serta merta mengakibatkan penambahan orang yang sembuh di tanggal yang sama.

Pasti ada jeda!

Maka jeda hari yang memberikan korelasi tertinggi akan saya duga sebagai durasi rata-rata hari kesembuhan. Tentunya dengan asumsi:

  1. Data tersebut benar adanya (reliable atau bisa dipercaya).
  2. Pengumuman orang yang sembuh di hari tersebut sesuai dengan realita yang ada (orang sembuh diumumkan pada hari yang sama).

Sebagai pengingat, korelasi hanya memperlihatkan kecenderungan linear yang terjadi antara dua variabel. Sedangkan untuk melihat hubungan kausal, analisa yang digunakan adalah regresi. Secara simpel, salah satu parameter goodness of fit model regresi adalah R^2 yang merupakan kuadrat dari korelasi (r). Nilai R^2 dinilai baik jika mendekati 1.

Maka, korelasi yang kuat akan membuat model regresi yang dihasilkan juga bagus.

Oleh karena itu, saya hanya akan melihat angka korelasi saja untuk kasus ini.


Berikut adalah hasil perhitungan korelasi yang saya lakukan:

Dari data yang ada, korelasi tertinggi didapatkan saat jeda hari = 20 hari. Namun dari smooth trendline didapatkan korelasi tertinggi pada jeda hari antara 16-19 hari.

Jadi sementara ini bisa saya duga dari data di Indonesia, pasien COVID baru akan sembuh dalam rentang waktu 16-20 hari.


Apa sih gunanya mengetahui rentang hari kesembuhan?

Pada tulisan yang lalu, saya sempat membahas tentang recovery rate Indonesia yang masih relatif rendah dibandingkan negara-negara lain di dunia.

Tercatat ada 137 negara dari 209 negara (65.55%) yang memiliki recovery rate lebih tinggi dibanding Indonesia.

Secara kasar bisa saya bilang:

Dari semua kasus baru yang ada, peluang kesembuhan seorang pasien adalah sebesar ~76% dan memakan waktu 16-20 hari.


Kesimpulan:

Jika kita masih abai dengan hal ini dan membiarkan penambahan kasus baru semakin melonjak, bukan tidak mungkin Indonesia bisa melewati ambang batas perawatan pasien di rumah sakit. Akibatnya tenaga kesehatan bisa kewalahan.

Stay safe, stay healthy ya.