There is No INTELLIGENCE in ARTIFICIAL INTELLIGENCE
Sebenarnya bahasan ini sudah pernah saya tulis sebelumnya di blog saya yang lama. kindly read it first yah untuk membuka wawasan tentang AI itu apa dan kayak gimana.
Tapi kok makin lama makin nyeleneh dan liar aja pembahasan tentang AI ini. Semakin banyak orang gak bisa membedakan mana ranah science fiction, mana ranah yang real science.
Ada sebuah analogi yang menurut saya tepat terkait AI ini.
Many people talks about AI, but how many of them doing it? It is like teenagers talking about sex.
So, sebelum Anda berkata macam-macam tentang AI, boleh saya bertanya:
- Tau istilah AI sudah ada sejak tahun 1950an? Tau itu sebenarnya terms untuk apa?*
- Pernah menggunakan AI? Oke kalau pernah. Sekarang pernah bikin AI? Pernah ngoding?*
Kenapa pertanyaan nomor dua itu sangat penting, karena dengan kita ngoding kita akan tau bahwa tidak ada kecerdasan dalam kecerdasan buatan. Itu lhoo poin saya! maaf ngegas, hehe.
Coba kita belajar membedakan mana yang pintar, mana yang bekerja keras. Gini deh contohnya:
Misalkan, saya punya beberapa soal seperti ini:
- 3 + 7 - 82 * 32 + 40 - 321 = …
- log(364) + ln(73) - 560/243 = …
- sqrt(100232) - sin(783)^(-32) = …
Coba kerjakan tanpa bantuan kalkulator atau Ms. Excel!
Apakah orang yang berhasil mengerjakan soal-soal ini adalah orang yang pintar? Ya, mungkin saja tapi yang jelas ia adalah orang yang bekerja (menghitung) dengan keras. Pun sama dengan AI. Sejatinya AI hanya melakukan komoutasi kompleks dengan cepat!
Pihak yang pintar adalah pihak yang menemukan dan memberikan cara perhitungan, bukan pihak yang menghitung.
Do you get what I mean?
Oh iya satu lagi tentang prediction model using AI. Ini yah saya kasih tau:
Your prediction model is just as good as your training dataset!
Jadi, kalau datasetnya bagus, maka model prediksi juga akan bagus. Tapi jika sebaliknya, siap-siap makan bias yang dihasilkan model tersebut.
Nih saya kasih contoh bagaimana AI sekelas bikinan Google aja bisa bias kayak gini:
Menurut saya, AI hanya sebuah tools yang membuat manusia bisa bekerja selayaknya manusia. Apa itu? Banyak berpikir.
So, masih mau punya pimpinan AI?