4 minute read

Saat awal pandemi di 2019, saya pertama kali meng-install dan mencoba OS Ubuntu sebagai daily driver. Setelah itu saya resmi jatuh hati dengan OS Linux. Dua tahun berselang, saya coba install Pop OS di secondary laptop dan saya puas dengan performanya.


Beberapa hari yang lalu, muncul notifikasi masuk yang menginformasikan bahwa laptop saya mengalami low disk space. Saya baru ingat bahwa saat meng-install OS Ubuntu dulu, saya hanya menggunakan 90 GB dari total 500 GB di harddisk.

Setelah saya coba cek kapasitas hard drive menggunakan disk analyzer, ternyata drive saya penuh oleh berbagai file system dari beberapa aplikasi eksperimen yang pernah dulu dilakukan. Padahal sebagian besar dari aplikasi tersebut akhirnya tidak dipakai.

Alih-alih melakukan berbagai upaya pembersihan, saya lebih suka untuk meng-install ulang OS di laptop saya ini. Pilihan pertama jatuh ke OS Ubuntu versi 22 LTS. Karena Ubuntu yang saya pakai sekarang ini masih versi 20 LTS. Namun apa daya, USB bootable-nya sempat error sehingga saya menggunakan USB bootable POP OS yang saya persiapkan sebagai cadangan.

Toh basisnya sama-sama Ubuntu 22 juga.

Pikir saya.

Setelah proses instalasi yang sangat cepat (tak sampai 10 menit), laptop saya sudah bisa dipakai.

Kali ini saya akan mencoba cara kerja baru! Saya akan membuat laptop saya lebih clean lagi dengan tidak meng-install R dan Posit langsung ke dalam system.

Lantas bagaimana caranya saya bisa menggunakan R dan Posit (R Studio)?

Saya hanya menggunakan Docker saja. Jadi ada tiga program yang esensial yang perlu saya install, yakni:

  1. Git, ini saya gunakan sebagai cloud drive yakni menyimpan semua pekerjaan saya secara cloud di repositories. Saya sudah pernah menuliskan bagaimana R Studio bisa dihubungkan dengan Github Repo flawlessly.
  2. Docker, ini adalah program utama yang akan selalu saya gunakan. Jadi alih-alih meng-_install_ R dan R Studio, saya akan menggunakan container yang sudah pernah saya buat sebelumnya.
  3. Google Chrome, ini juga penting yah. Saya kira tidak perlu dijelaskan lagi kegunaannya apa. Namun nanti saya akan mengakses container R Studio melalui localhost menggunakan Chrome.

if you find this article helpful, support this blog by clicking the ads.