2 minute read

Pada awal tahun ini, saya dan istri sudah berencana untuk memindahkan sekolah si sulung. Qodarullah, selama wabah ini beberapa kali terjadi konflik antara wali murid dan pihak sekolah. Puncaknya sampai kami berpikir bahwa keputusan di awal tahun sudah benar.

Iya, kami sudah capek membahas hal-hal tak esensial yang tidak sepatutnya menjadi masalah besar.

Namun demikian, karena tidak ada yang tahu kapan pandemi ini selesai, kami sempat berpikir untuk meng- homeschooling-kan si sulung. Alasannya jelas yah! Kesehatan nomor satu.

Setelah mencari-cari beberapa informasi yang ada, tampaknya istilah homeschooling memang lagi naik daun yah. Ini tergambar dari tren pencarian term homeschooling di Google.

Kami sempat mengikuti beberapa webinar terkait homeschooling, ada yang diselenggarakan oleh rumah inspirasi dan sekolahmu. Sebenarnya ini bukan yang pertama bagi kami karena di 2018 lalu saat mencari sekolah untuk si Sulung, kami sempat mempertimbangkan opsi ini.

Beberapa waktu lalu, Mendikbud mengumumkan bahwa tahun ajaran baru dimulai pada 13 Junli 2020 tapi tidak ada kewajiban bagi sekolah untuk membuka kelasnya secara tatap muka. Ortu diperbolehkan menolak adanya tatap muka jika kondisinya memang tidak memungkinkan.

Berdasarkan klaim ini, kami kembali menghubungi calon sekolah si Sulung. Ternyata, sekolah ini relatif adaptif dan cukup sigap mengubah cara mereka belajar mengajar.

Bismillah, akhirnya diputuskan untuk memasukkan si Sulung ke sana dengan mengkombinasikan metode homeschooling selama metode pembelajaran jarak jauh.