6 minute read

Pada semester ini, saya akhirnya mengambil mata kuliah bernama Agent Based Modelling (permodelan berbasis agen).

Sebagai informasi, di jurusan Sains Komputasi ITB ada dua kuliah utama terkait modelling, yakni:

  1. Agent based modelling, dan
  2. Particle based modelling.

Karena pinisirin, saya akhirnya mengambil salah satu di antara keduanya.


Belajar apa?

Kuliah ini belajar apa ya?

Jika pada kuliah di S1, saya biasa belajar memodelkan suatu sistem menggunakan formula matematis. Jadi yang saya modelkan ada sistem-nya.

Sebagai contoh, pada Maret 2020 lalu saya sempat membuat model penyebaran COVID dengan pendekatan SIR.

Nah, pada ABM yang dimodelkan bukanlah sistemnya, tapi agent yang berada pada sistem. Sebagai contoh, jika pada kasus COVID di atas, yang dimodelkan adalah individu-individu yang berada di sistem dan bagaimana mereka berperilaku dan berinteraksi.

Seru kan yah…!


Contoh dalam Ekonomi

Beralih dari contoh COVID, saya akan berikan satu contoh sederhana model ABM di bidang ekonomi. Model ini biasa disebut dengan simple economy model.

Begini ceritanya:

Misalkan dalam suatu area, ada 500 orang yang diberi modal (atau “kekayaan”) yang sama (misalkan uang sebesar 100$). Dalam setiap unit waktu, setiap orang tersebut akan memberikan uangnya ke orang lain secara random. Jumlah total uang yang ada adalah tetap, sehingga jika ada pemain yang uangnya sudah habis, pemain tersebut baru akan memiliki uang kembali saat ada pemain lain yang memberikan uangnya kepada pemain tersebut.

Pertanyaannya:

By the end of the time, bagaimana penyebaran kekayaan dalam area tersebut?


Menebak Hasilnya

Saat mendengarkan cerita di atas, yang terlintas dalam pikiran saya adalah ada dua kemungkinan penyebaran kekayaaan di area tersebut, yakni:

  1. Kemungkinan pertama: kekayaan akan tersebar merata. ATAU
  2. Kemungkinan kedua: kekayaan akan tersebar mengikuti distribusi normal (berbentuk bell curve). Konon katanya (hampir) semua data alamiah di dunia ini terdistribusi normal kan?

Hasil Simulasi

Biar gak makin pinisirin, saya coba run modelnya.

Kondisi Awal (t=0)

Pada kondisi awal (t=0), semua orang memiliki uang yang sama. Saya akan run hingga waktu tertentu.

Kondisi Saat t=182

Terlihat bahwa kekayaan sudah terdistribusi secara normal. Mayoritas orang masih memiliki uang di kisaran 100 USD. Ada beberapa orang yang “miskin” dan “kaya”, namun jumlahnya masih sedikit.

Saya akan run lagi hingga waktu tertentu.

Kondisi Saat t=1117

Terlihat bahwa “kekayaan” masih terdistribusi normal. Namun kalau dilihat grafik yang paling bawah:

Kekayaan orang-orang yang termasuk top 10%, memiliki tren kenaikan.Sedangkan kekayaan orang-orang yang termasuk bottom 50% memiliki tren penurunan.

Saya akan lanjut run lagi.

Kondisi Saat t=16347

Saat saya lanjutkan simulasi modelnya, terlihat bahwa “kekayaan” sudah tidak berdistribusi normal. Kekayaan orang-orang yang top 10% juga sudah melebihi “orang-orang kebanyakan” (bottom 50%).

Menarik yah…

Sekarang saya coba lanjut run lagi hingga waktu yang lebih besar.

Kondisi Saat t Besar Sekali

Ternyata saat waktunya dilanjutkan, kita dapatkan hasil yang menarik.

Akan ada segilintir orang-orang tajir melintir yang kekayaannya melebihi kebanyakan orang jika digabung.

Dugaan saya, jika dilanjutkan terus bentuk distribusi kekayaannya akan berdistribusi pareto.


Epilog

Simulasi ini memberikan pemahaman baru kepada saya terkait perilaku ekonomi dalam model simple economy.

Menurut kamu relate dengan kondisi real gak?

Beberapa saat lalu saya merekam proses simulasi dan menyimpannya di channel Youtube saya berikut ini.


if you find this article helpful, support this blog by clicking the ads.