6 minute read

Pendahuluan

Di blog saya ini, saya seringkali membahas bagaimana matematika bisa digunakan untuk memodelkan masalah real terkait dengan optimisasi, yakni pencarian suatu nilai solusi yang bisa memaksimalkan atau meminimalkan suatu kondisi. Namun jika kalian menyadari, hal yang saya bahas masih terbatas pada masalah mixed integer linear programming saja.

Sejatinya masalah optimisasi yang ada pada dunia matematika sangatlah luas. Mulai dari bentuk objective function yang non linear sampai masalah yang tidak memiliki constraints sama sekali.

Masalah optimisasi ini lebih panjang sejarahnya dibandingkan optimisasi yang berkaitan dengan operational research, yakni sejak zaman kalkulus dikembangkan (masalah pencarian titik maksimal atau minimal).

Hal yang menarik bagi saya adalah, ternyata metode pencarian titik maksimum atau minimum ini bisa dikembangkan untuk mencari solusi dari berbagai tipe permasalahan seperti pencarian akar persamaan dengan hanya memodifikasi bentuk objective function asalnya.

Untuk menyelesaikan suatu permasalahan optimisasi, setidaknya ada dua pendekatan yang bisa kita lakukan. Yakni:

  1. Metode eksak,
  2. Metode meta heuristic.

Permasalahannya tidak semua dari kita memahami bagaimana cara melakukan metode eksak karena membutuhkan pengetahuan matematis yang ekstra. Selain itu beberapa permasalahan kadang tidak memiliki solusi secara eksak.

Oleh karena itu banyak orang berlomba-lomba untuk mengembangkan metode numerik lain yang lebih mudah dikerjakan dan secara intuitif bisa digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Metode-metode ini terinspirasi dari kejadian alam seperti: pergerakan kawanan hewan, pergerakan benda angkasa, persilangan gen, dan lainnya. Metode ini dikenal dengan nama meta heuristic.

Spiral Dynamic Optimization Algorithm

Salah satu algoritma meta heuristic yang saya pelajari selama kuliah di semester kemarin adalah spiral dynamic optimization algorithm yang pertama kali diperkenalkan dua ilmuwan asal Jepang pada 2011. Kemudian dua orang matematikawan ITB menyempurnakannya dengan menambahkan algoritma SOBOL sequence agar pencarian solusi bisa lebih sempurna.

SDOA ini bisa digunakan untuk berbagai macam tipe permasalahan.

Saya ingin sekali menulisnya di blog ini, tapi sayangnya terbentur pada notasi-notasi matematika yang terbatas di github pages. Oleh karena itu saya telah menulis empat tulisan spesial terkait SDOA.

Tulisan I

Pada tulisan pertama ini, saya jelaskan bagaimana prinsip utama dari SDOA dan bagaimana cara kerjanya beserta skrip R yang dibuat sendiri untuk itu.

Pada tulisan ini juga saya memberatkan penggunaan SDOA untuk masalah pencarian akar persamaan dan akar sistem persamaan. Baik untuk variabel kontinu atau diskrit.

Silakan menuju link ini.

Tulisan II

Pada tulisan ini saya menggunakan SDOA untuk menyelesaikan masalah mixed integer programming. Baik untuk masalah linear atau non linear.

Ini merupakan kabar gembira karena library(ompr) yang selama ini saya gunakan untuk menyelesaikan masalah optimisasi tidak bisa memproses objective function berbentuk non linear.

Silakan menuju link ini.

Tulisan III

Pada tulisan ini saya menggunakan SDOA untuk mencari model machine learning terbaik melalui feature selection. Walaupun saya menggunakan model regresi tapi prinsipnya sama dengan model machine learning klasifikasi.

Silakan menuju link ini.

Tulisan IV

Pada tulisan ini saya menggunakan SDOA bersama dengan algoritma travelling salesperson problem (TSP) untuk melakukan pengelompokkan (clustering) dari data yang berisi variabel-variabel binary.

Silakan menuju link ini.

Penutup

Penggunaan SDOA ini sangat luas sekali dan cenderung mudah dilakukan. Tergantung dari kreativitas kita dalam menentukan objective function dari setiap permasalahan tersebut.

Batasan permasalahan yang saya temui hanya pada jumlah variabel keputusan yang tidak bisa lebih dari 200 variabel. Karena matriks rotasi dengan ukuran lebih dari 200 × 200 akan berat secara komputasi.