4 minute read

Sudah hampir 2 tahun belakangan ini saya menggunakan laptop merek DELL yang diberikan kantor. Speknya bisa dibilang lumayan. Namun karena alasan “sayang” dan tidak tegaan, saya jarang menggunakan laptop tersebut untuk pekerjaan yang berat-berat. Satu komputasi yang sangat berat yang pernah saya lakukan di laptop itu hanya sekali, yakni:

Melakukan simulasi (ratusan ribu kali) transaksi pembelian ribuan toko jika kelompok harga produk dan diskonnya berubah-ubah. Tujuannya adalah untuk menemukan tingkat diskon terbaik yang memaksimalkan transaksi pembelian.


Padahal laptop tersebut memiliki spek mumpuni dan berjalan di Ubuntu Linux OS. Secara teori, laptop ini harusnya sudah sangat oke untuk menjalankan berbagai komputasi yang rumit.

SPEK
Memory     : 16 Gb
Proc       : Intel Core i7 8 Core @ 1.8 GHz
Graphic    : Mesa Intel UHD Graphics

Saya masih lebih suka memacu pekerjaan yang berat ke Google cloud server atau server lainnya di kampus atau kantor.

Namun beberapa minggu ini, semua server yang saya miliki sudah sangat penuh oleh pekerjaan masing-masing, mau tidak mau saya harus memaksa si laptop kantor untuk melakukan beberapa multitasking komputasi menggunakan R Studio.

“Hitung-hitung melakukan stress test terhadap laptop tersebut”, begitu pikir saya.


Stress Test

Pada beberapa hari lalu, saya membuka 3 sessions R Studio untuk melakukan:

Session I

Saya membuka session R Studio pertama untuk melakukan webscraping menggunakan RSelenium di Google Maps.

Session II

Saya membuka session R Studio kedua untuk melakukan geocoding seratus ribu alamat menggunakan Google Geocode API. Jadi cara kerjanya:

  1. Menembak alamat ke Google Geocode API.
  2. Menerima feedback dari Google Geocode API.
  3. Merapikan data feedback tersebut ke dalam bentuk dataframe.

Session III

Saya membuka session R Studio ketiga untuk membuat report market riset kantor. Membuat tabulasi dari data yang membuat markdown untuk report.


Jika membaca semua session di atas, sebenarnya masing-masing session masih bisa dikatakan pekerjaan dengan level low to medium computation. Sehingga saat ketiganya dijalankan, secara agregat belum bisa dimasukkan ke level high computation.

Jadi sebenarnya, laptop saya tersebut masih bisa digunakan untuk melakukan pekerjaan komputasi lain. Menurut saya, ini adalah keuntungan dari penggunaan Ubuntu Linux OS.