7 minute read

Catatan: posting ini mengandung konten ngegas.

Beberapa bulan lalu, tiba-tiba istilah Robotic Process Automation (disingkat RPA) menjadi buah bibir di kantor saya. Usut punya usut ternyata baru saja ada training dari suatu vendor terkait pembuatan dan penerapan RPA di kantor.

Tujuannya sangat mulia, yakni agar pekerjaan repetitif menjadi otomatis dan digantikan dengan robot (algoritma).

Setelah kepo tanya sana-sini, ternyata tools yang digunakan adalah software bernama UIPath. Bukan software gratisan tapi bisa aja digunakan tanpa membayar. Tentu dengan keterbatasan tertentu yah.

Sampai beberapa saat lalu, saya kembali berbincang dengan beberapa rekan terkait follow up dari training tersebut, ternyata belum ada satu project-pun terkait RPA yang sudah jalan.

Mmh, kenapa yah? Jangan-jangan kasusnya sama dengan yang saya alami dulu. Hahaha.


Kenapa pakai UIPath?

Sempat saya bertanya hal tersebut kepada para peserta training, mereka juga tahunya itu yang diajarkan. Konon katanya software tersebut bisa berinteraksi dengan berbagai macam software lain di komputer.

Wah keren nih pikir saya.

Tapi setelah berpikir kembali, kayaknya 95% kerjaan orang kantor banyak di Excel deh. So sepertinya R juga cukup deh untuk membuat RPA macem gini.

Nah karena menunggu contoh real dari RPA ala UIPath yang gak selesai-selesai, better saya kasih karya nyata RPA menggunakan R. Oh iya, ini bukan untuk menjelekkan UIPath yah, saya cuma mau menginformasikan bahwa dengan tools yang ada dan sudah dikuasai, kita sebenarnya bisa membuat sendiri RPA.

Wise man said:

Don’t be a NATO guy! (No Action Talk Only)

Berikut adalah karya nyata yang saya himpun selama ini. Oh iya, ada project saya tidak terlibat langsung dan beberapa projects saya terlibat:


RPA: Report Absensi Karyawan Pabrik

RPA kali ini sangat menarik. Jadi ada beberapa tim member personalia di pabrik ahli macro Excel yang hendak belajar R. Mereka adalah ashobikunal awwalun training R yang saya lakukan di kantor.

Ceritanya mereka ingin membuat satu flow pekerjaan otomatis dari mulai ambil data absensi bulanan karyawan, mengolahnya hingga mengirimkan via email hasil olahan tersebut kepada orang-orang terkait. Semua yang dilakukan adalah otomatis menggunakan R.

Proses ini kemudian dilakukan otomatis di tanggal dan jam tertentu dengan menggunakan scheduler. Secara garis besar, flow-nya seperti ini:

Proses pembuatan algoritma hingga selesai memakan waktu satu bulan karena mereka memulainya dari nol tanpa supervisi apapun dari siapapun. Setelahnya mereka tinggal menikmati RPA tersebut. Keren banget lah!


RPA: Report Evaluasi Supplier

RPA kali ini adalah hasil kolaborasi algoritma backbone yang saya kerjakan dengan peserta training R di kantor. Ceritanya dalam pembuatan report supplier, ada banyak sekali tahapan pengambilan dan pengolahan data yang harus dilewati secara manual. Report yang dihasilkan juga ada banyak jenisnya tergantung dari jenis dan kinerja dari supplier.

Nah, apa bisa pembuatan reports ini dilakukan secara RPA?

Jawabannya tentu bisa dengan R!

Maka dibuatlah algoritma dengan flow seperti berikut:

Setelah dieksekusi, 90-an reports bisa selesai dalam waktu beberapa detik saja! Sangat amat menghemat waktu yah!


RPA: Audit Transaksi Warehouse

Ini adalah salah satu epic project yang saya lakukan di awal tahun ini. Sebagai perusahaan FMCG, tentunya ada banyak banget tipe-tipe gudang yang harus diaudiit oleh tim terkait. Audit bisa dilakukan dengan dua cara:

  • Audit fisik,
  • Audit data transaksi.

Nah, RPA yang saya buat adalah pada audit data transaksi.

Berbeda tipe gudang tentunya mengakibatkan perbedaan pada sistem pencatatan data, struktur data dan cara melakukan audit. Sebenarnya apa sih yang dilakukan?

Simpelnya hanya melakukan matchmaking antara transaksi inbound dengan transaksi outbound.

Simpel untuk dikatakan tapi rumit untuk dibuat. Makanya saya bilang ini epic project hahaha.

Saya bisa katakan bahwa kemampuan modifikasi-manipulasi data menjadi hal yang krusial pada project ini.

Berikut adalah flow-nya:


Prolog

Percaya atau tidak, saat seseorang hendak enroll kursus online data science, mereka hanya akan diajarkan mengenai prediksi dan klasifikasi. Hampir tidak ada kursus yang menyentuh bidang otomasi kecuali kita sendiri yang mau mengeksplor hal ini.