9 minute read

Beberapa bulan belakangan ini, saya seringkali melihat tagar #KaburAjaDulu berseliweran di semua sosial media yang saya ikuti. Jika saya coba lakukan mini research di Google, tagar #KaburAjaDulu pertama kali muncul dan diangkat oleh akun @hrdbacot di platform X pada tanggal 14 Januari 2025. Namun, tagar ini mulai menjadi viral dan tren setelah diangkat oleh akun tersebut. Ismail Fahmi, pendiri Drone Emprit, juga turut menyebutkan bahwa tagar ini muncul sejak September 2023.

Bahkan tagar ini sudah memiliki halaman Wikipedia-nya sendiri. Saya bisa mengutip satu paragraf dari halaman berikut:

Tagar ini digunakan oleh warganet Indonesia untuk mengekspresikan keinginan meninggalkan Indonesia demi mencari peluang kerja, pendidikan, atau kehidupan yang lebih baik di luar negeri. Fenomena ini mencerminkan keresahan terhadap kondisi sosial dan ekonomi dalam negeri, seperti tingginya biaya pendidikan, minimnya lapangan kerja, serta upah yang dianggap rendah. Melalui #KaburAjaDulu, banyak pengguna berbagi informasi tentang lowongan kerja, beasiswa, dan kesempatan berkarier di luar negeri.

Saya sendiri memiliki beberapa teman SMA dan kuliah yang saat ini sedang bekerja dan menetap di luar negeri. Saya sempat penasaran apakah saya bisa mendapatkan data terkait hal ini?

Untuk “mendekati”-nya, saya mendapatkan data dari situs Our World in Data terkait ke mana emigran asal Indonesia pergi?

Definisi dari data emigran ini adalah:

The number of people who were born in Indonesia and now live abroad. This is a measure of emigrant stocks at mid-year, not the annual flow of emigrants.

Seharusnya dari definisi tersebut, saya bisa “mendekati” berapa banyak orang yang #KaburAjaDulu.

Untuk mengawali analisa sederhana ini, saya akan coba hitung berapa banyak emigran Indonesia pada tahun 2024 di masing-masing area di semua benua yang ada.

Ternyata kita dapatkan hal menarik.

  • Empat area teratas berasal dari Asia sedangkan sisanya baru berasal dari Afrika, Eropa, dan Amerika.
  • Area South-Eastern Asia memiliki jumlah emigran terbanyak di tahun 2024. Hal ini mungkin cukup obvious karena Indonesia masih serumpun dengan beberapa negara di Asia Tenggara (ASEAN) sehingga tidak perlu banyak effort bagi WNI untuk beradaptasi.
    • Angkanya sendiri sangat tinggi dan mungkin tidak akan bisa disalip oleh area lain dalam waktu dekat.
    • Jika saya deep dive, berikut adalah jumlah emigran di negara-negara South-Eastern Asia:

Grafik-grafik di atas merupakan kondisi saat ini. Sekarang saya akan coba melihat tren banyaknya emigran Indonesia di top 5 area tersebut sejak tahun 1990 hingga 2024.

Ternyata laju penambahan / pengurangan untuk masing-masing area di atas cukup berbeda. Misalnya pada area Western Europe yang punya kecenderungan menurun. Sedangkan area lainnya punya kecenderungan naik walau berbeda-beda tingkatnya.

Berbicara mengenai laju perubahan, saya akan coba hitung perubahan atau growth jumlah emigran dari tahun 2020 dan 2024. Grafik berikut ini memperlihatkan berapa persen growth emigran Indonesia per area dari tahun 2020 ke 2024:

Saat kita melihat persen growth, kita bisa dapatkan:

  • Walaupun pada grafik pertama area South-Eastern Asia memiliki jumlah emigran terbanyak pada 2024, tapi ternyata growth-nya tidak setinggi itu. Dari grafik berikut ini, growth per negara berkisar antara 4-7% saja.

  • Area dengan persen growth terbanyak adalah area Southern Asia. Kemudian disusul oleh Central America, Eastern Asia, Eastern Europe, dan Northern Europe. Mari kita lihat jika saya detailkan growth negara-negara di Southern Asia berikut ini:

Surprisingly, growth terbesar di Southern Asia disumbangkan dari Bangladesh.

Namun perlu saya tekankan sekali lagi bahwa persentase bisa saja menipu saat pembaginya kecil sehingga seolah-olah nilainya besar.

Maka dari itu, saya akan coba hitung \Delta emigran dari 2020 ke 2024. Berikut hasilnya:

Empat area dengan \Delta tertinggi adalah Eastern Asia, South-eastern Asia, Southern Asia, dan Western Asia. Sedangkan penurunan terjadi pada Western Europe.

Pada bagian sebelumnya, kita sudah membahas South-eastern Asia dan Southern Asia. Sekarang saya akan keluarkan detail \Delta pada negara-negara Eastern Asia dan Western Asia.

Ternyata ada beberapa hal menarik:

  • Ternyata ada penurunan emigran di Saudi Arabia dan Korea Selatan. Awalnya saya menduga \Delta di kedua negara ini tinggi tapi malah sebaliknya.
  • Justru \Delta tertinggi dimiliki oleh Jepang. Hipotesis penyebabnya:
    • Jepang mengalami penurunan populasi yang signifikan. Pada Oktober 2024, populasi warga negara Jepang turun menjadi 120,3 juta jiwa, mengalami penurunan rekor sebanyak 898.000 orang dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh angka kelahiran yang rendah, yang termasuk yang terendah di dunia.
    • Akibatnya Jepang mulai “terbuka” dengan warga asing terutama WNI.
  • UAE dan Taiwan memiliki \Delta yang serupa.

Lonjakan di Jepang baru terjadi beberapa tahun ini sedangkan lonjakan yang sama pernah terjadi di Taiwan dan UAE sudah terjadi sejak lama.

So, apa yang bisa kita simpulkan dari paparan analisa data ini?


if you find this article helpful, support this blog by clicking the ads.