TUTORIAL R for DATA SCIENCE - part 5: Pendefinisian Object dan Operasi Relasi
Oke, kita akan memulai bekerja dengan R, dimulai dari fungsi-fungsi awal sebagai berikut:
Fungsi Awal
Pendefinisian object
Setiap data yang akan kita masukkan ke dalam memori R, akan saya
sebut sebagai object. Setiap object yang ingin dimasukkan ke dalam
memori perlu didefinisikan terlebih dahulu menggunakan perintah =
atau
<-
.
Contoh:
Jika saya ingin mendefinisikan dua buah objects, yakni a
dan b
sebagai berikut:
a = 6
b <- 8
Maka:
a
## [1] 6
b
## [1] 8
Operasi Aritmatika dan Matematika
Setiap object yang sudah masuk ke dalam memori R sudah bisa
dilakukan analisa atau dilakukan operasi aritmatika: +
, -
, /
, dan
*
ATAU diberikan fungsi matematika seperti trigonometri,
logaritmik, dan lain-lain.
Karena kita telah mendefinisikan objects a
dan b
, maka kita bisa
lakukan perintah sebagai berikut:
a + b
## [1] 14
a / b
## [1] 0.75
c = a * b
c
## [1] 48
sin(c)
## [1] -0.7682547
log(a+b/c)
## [1] 1.819158
Operasi Relasi dan Logical (Boolean)
Pada post
sebelumnya,
kita telah mengetahui operator relasi seperti ==
, >
, <
, <=
,
>=
, dan !=
. Hasil dari operator relasi ini adalah logical value
(TRUE atau FALSE).
Logical value yang dihasilkan memiliki sifat sebagai berikut:
TRUE
, berarti benar. Bisa disingkat menjadiT
. Tidak bisa ditulis dalam huruf kecil (harus kapital).FALSE
, berarti salah. Bisa disingkat menjadiF
. Tidak bisa ditulis dalam huruf kecil (harus kapital).
Operator logical yang biasa digunakan di R antara lain:
&
menandakan AND|
menandakan OR!
menandakan NOT
Contoh:
Misalkan saya memiliki dua pernyataan sebagai berikut:
pernyataan_1 = T
pernyataan_2 = F
Maka:
!pernyataan_1
## [1] FALSE
pernyataan_1 & pernyataan_2
## [1] FALSE
pernyataan_1 | pernyataan_2
## [1] TRUE
If Conditional
Mungkin teman-teman bertanya-tanya:
Apa sih gunanya logical value dan logical operator? Logical value merupakan unsur utama saat kita hendak membuat fungsi conditional dan looping. Masih ingat fungsi di Ms. Excel untuk membuat conditional? Nah, mirip pengerjaannya di R.
Setidaknya ada tiga fungsi conditional di R, yakni:
ifelse()
: bawaan dari packagebase
.if_else()
: fungsi dari packagedplyr
(perlu di- install dulu package-nya).case_when()
: fungsi dari packagedplyr
(perlu di- install dulu package-nya).
Apa perbedaan ketiganya?
ifelse()
dengan if_else()
berdasarkan pengalaman saya tidak ada
perbedaannya. Selama ini saya cukup memilih salah satu saja.
Sedangkan case_when()
digunakan bersamaan dengan pipe %>%
pada
saat tidying data. Berguna saat kita hendak mem- vector-kan
conditional.
Masih bingung? Saya akan bahas fungsi
ifelse()
dulu yah. Pembahasan mengenaicase_when()
akan saya jelaskan pada section khusus mengenaitidyverse
.
Contoh paling mudah untuk conditional seperti ini:
Misalkan saya memiliki dua buah objects, yakni a
dan b
.
a = 10
b = 10 + sin(pi/3)
Maka:
ifelse(a < b, 'hari ini cerah','hari ini mendung')
## [1] "hari ini cerah"
ifelse(a == b, 'sama-sama','tidak bersama')
## [1] "tidak bersama"
to be continued
if you find this article helpful, support this blog by clicking the
ads.