3 minute read

Sudah hampir setahun saya menggunakan ChromeOS Flex sebagai daily driver saya melakukan berbagai macam hal di kantor. Sejujurnya, saya sangat puas dengan performanya. Hampir tidak ada pekerjaan yang tidak bisa dikerjakan menggunakan ChromeOS Flex. Semua kebutuhan saya terkait R juga bisa diakomodir dengan kehadiran Docker pada Linux Debian yang disematkan di dalamnya.

Pada minggu lalu, setelah saya mengisi general lecture di MBA ITB Kuningan, saya berdiskusi dengan Mas Apriandito. Dosen yang mengundang saya ke MBA ITB sekaligus kolega saya di bidang data science. Beliau bercerita banyak tentang oprekan-nya di seputar Javascript dan web scraping menggunakan Playwright.

Dalam melakukan web scraping selama ini, saya bersandar pada versi Selenium 4.8. Sedangkan saat ini saja versi Selenium sudah melebihi versi tersebut. Ada masalah antara library(Rselenium) dengan Selenium versi 4.9 ke atas sehingga tidak bisa disambungkan.

Hal ini tentu membuat saya menjadi gelisah karena bisa jadi di masa mendatang versi web terbaru tidak bisa dibuka di Selenium yang saya gunakan.

Oleh karena itu saya mencoba mencari cara lain untuk mengamankan web scraping.

Top of mind saya jatuh ke chromote yang dulu pernah saya gunakan dan explore sebelum Selenium. Selain itu, saya juga tertarik untuk mencoba Playwright karena menurut Mas Apriandito, banyak benefits yang bisa saya dapat.

Masalahnya adalah baik chromote dan Playwright tidak bisa digunakan di ChromeOS Flex. Saya tidak tahu kenapa tapi hal ini cukup membuat saya terkekang untuk bisa bereksperimen.

Setelah berpikir, saya akhirnya kembali menggunakan Pop OS sebagai daily driver. Semoga saja saya bisa mengoprek Playwright dalam waktu dekat.

Btw, proses migrasinya berlangsung sangat cepat dan mudah. Seperti biasa, proses instalasi hanyak memakan waktu 10-15 menit. Dilanjutkan dengan install Docker. R Studio yang saya gunakan tinggal di- pull saja dan semua repositories kerjaan tinggal di- clone saja.